بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
‘Ngelike Status’ adalah salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh para Facebookers. Salah satu fasilitas yang disediakan oleh pendiri Facebook adalah “Like” (menyukai) yang disimbolkan oleh “jempol”. Ketika kita update status, share tulisan tertentu, membuat tulisan hingga membaca komentar teman kita pastilah setelah itu diikuti dengan “like” atau “menyukai”. Tetapi hal ini pada akhirnya menjadi semacam kebanggaan buat sebagian besar pengguna Facebook. Ketika dia update status kemudian di like oleh banyak orang seperti berada di atas awang-awang sehinggak tak heran jika seringkali kita menemukan ada yang menyapa kita (bahkan melalui SMS) hanya untuk “like” status.
Jempol yang Baik dan Jempol yang Buruk.
Seberapa pentingkah jempol tersebut buat kita ? Sebagaimana dua mata pisau Facebook (nanti akan kita bahas) Jempol dalam Facebook pun ibarat dua mata pisau. Pisau bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk. Pisau baik untuk memotong dan mengupas buah, sayuran, dan sejenis. Pisau juga digunakan untuk memotong hewan kurban. Namun ada keburukan yang bisa ditimbulkan oleh pisau tersebut yakni tindak kejahatan terutama perampokan dan pembunuhan. Begitupula dalam Facebook dan jempol di dalamnya.
Jempol yang baik atau like status yang baik ketika kita menemukan sebuah status atau tulisan di Facebook yang isinya menyeru kepada kebaikan atau berupa nasihat-nasihat. Itu tak masalah bahkan menjadi bagus apabila di like sebagai bentuk dukungan dan juga sebagai bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan takwa sebagaimana Firman Alloh Azza Wa Jalla:
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa.” (QS. Al Maaidah: 2).
Alloh Ta’ala berfirman:
وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr: 1-3).
Termasuk jempol yang baik juga dalam rangka nasihat-menasihati dan amar ma’ruf nahi munkar. Karena ini merupakan satu bentuk dukungan kita kepada dakwah di jalan Alloh.
Alloh Ta’ala berfirman:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaknya ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. ‘Ali ‘Imran: 104).
Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam Beliau bersabda:
“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sebelum ia senang saudaranya mendapatkan kebajikan yang ia sukai untuk dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun jempol yang buruk adalah memberi jempol untuk status seseorang yang isinya adalah perbuatan-perbuatan tercela. Seringkali kita temui di Facebook teman kita menyapa kita melalui Facebook Chat lalu meminta kita me-like status dia ternyata isinya boleh dibilang tidak penting dan tidak berguna sama sekali. Status konyol isinya cinta-cintaan bahkan menghina dan mengejek orang lain, membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), dan menyebut kejelekan yang tidak ada pada seseorang (namimah) secara berlebihan. Lalu kita diminta untuk menyukai status itu ini jelas kemungkaran. Ini jelas-jelas jempol yang buruk.
Tentang ghibah dan namimah ini Alloh dan Rosul-Nya sudah memperingatkan kita. Seperti dalam Surat Al Hujurat ayat 12 Alloh Ta’ala berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ
“Dan janganlah saling menggunjing satu sama lain. Adakah seseorang diantara kalian yang suka apabila memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Alloh Ta’ala juga berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertangggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36).
Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Ketika mi’raj, aku melewati kaum yang mempunyai kuku dari tembaga, Mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka. Lalu aku bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Jibril? Jibril menjawab: Mereka itu adalah orang-orang yang suka memakan daging sesama manusia dan mencela kehormatan sesama manusia.”
(HR. Abu Daud).
Dari Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Imam An Nawawi rohimahulloh berkata tentang hadits Abu Hurairah di atas: “Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi. Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang tercela.”
Dengan demikian apakah patut bagi kita untuk memberi jempol bagi status-status Facebook yang seperti itu ? Status-status yang isinya ghibah dan namimah ? Status-status yang isinya mengumbar percintaan yang mengarah kepada perbuatan zina ?
Jawaban dari 3 pertanyaan diatas sudah jelas “Tidak Layak” memberi jempol untuk status-status tercela itu. Tak ada tempat untuk perbuatan tercela.
Allohu A’lam.
Referensi:
-
Al Qur’an dan Terjemahan.
-
Syarah Arba’in An Nawawi. Al Imam An Nawawi.
-
Matan Riyadhus Sholihin. Al Imam An Nawawi.